Sabtu, 25 Januari 2014

Tolak Vaksinasi, Gunakan Thibbun Nabawy

Tolak Vaksinasi, Gunakan Thibbun Nabawy ( Ummu Salamah, SH, Al-Hajjam )

Penyebaran racun melalui vaksinasi tidak boleh terus-menerus dibiarkan, harus ada orang yang mengatakan kebenaran walaupun taruhannya nyawa.

Pekan Imunisasi Nasional (PIN), program yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan RI diseluruh Indonesia akhirnya terbukti berbahaya dan sudah menuai korban. Di Bekasi, Jawa Barat, Hanif M. Husnaya (3) dan Isma Nur Fauziah (3) meninggal setelah disuntik campak dan polio pada 21 dan 25 Oktober lalu. Setelah divaksin, kedua balita mengalami demam tinggi, kejang-kejang, dan muntaber. Meskipun sudah mendapatkan perawatan medis, kedua balita tersebut tetap tidak tertolong.

Adalah Hj. Ummu Salamah Al-Hajjam, aktivis Sharia4Indonesia yang gencar mengkampanyekan penolakan vaksinasi Campak dan Polio yang dilaksanakan secara nasional di 17 Provinsi. Ketua Sharia4Indonesia Divisi Pelayanan Umat Bidang Kesehatan ini menilai bahwa vaksinasi justru akan merusak sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan resiko kanker, penyakit kekebalan tubuh, dan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak. Selain itu vaksinasi juga dapat menyebabkan cacat fisik.

Ummu Salamah adalah sedikit dari sekian banyak aktivis yang fokus dibidang kesehatan khususnya dalam mengkampanyekan Thibbun Nabawi (Pengobatan Nabi). Sejak 2005, Ummu Salamah sudah membuka praktik sebagai seorang Hajjam atau teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit atau bekam yang merupakan pengobatan alami cara Rasulullah SAW. Ummu Salamah sendiri semakin gencar mengkampanyekan Thibbun Nabawi setelah dirinya menjadi korban vaksinasi pada 2007.

Kampanye menolak vaksinasi oleh Ummu Salamah salah satunya dikarenakan pengalaman pribadinya. Ketika ingin menunaikan ibadah haji, ia dipaksa untuk diberikan vaksin meningitis. Walaupun sudah berusaha menolak dan memberikan surat keterangan tidak sakit dan dengan segala macam alasan yang diberikan, namun seorang dokter memaksanya untuk tetap melakukan vaksinasi, dengan bantuan tiga orang asisten dokter. “Saya dipegangin,” ungkapnya saat diwawancarai Suara Islam di Pondok Sehat An-Nabawiyah miliknya. Setelah 30 menit divaksin kontan Ummu Salamah mengalami kelumpuhan. “Jantung seperti ditusuk oleh benda dingin yang sangat tajam, lalu saya tiba-tiba mencium bau karat yang luar biasa, jantung berdebar, tangan dingin, kaki dingin, bahkan ketika ingin membawa mobil untuk pulang, tangan terasa bergetar,” jelasnya. Mengalami kejanggalan tersebut, Ummu Salamah segera kembali menghampiri dokter yang memaksanya melakukan vaksinasi. Terjadi perdeba-tan dengan dokter, “Ini tidak normal jika terjadi sesuatu terhadap saya, saya akan tuntut ibu”, ujar Ummu Salamah geram. Namun sang dokter mengelak dan menyebut ini suatu hal yang normal. “Tenang saja tidak akan terjadi apa-apa”, ujar sang dokter mengelak.

Benar saja, efek vaksinasi bukan berhenti, tetapi malah semakin menjadi-jadi. Dalam kondisi semacam itu dokter malah meninggalkan Ummu Salamah dengan alasan masih ada praktik di tempat lain. Kemudian satu persatu petugas di ruangan dinas kesehatan Tangerang pergi keluar. Ummu Salamah kemudian ditinggalkan begitu saja bersama anaknya yang mendampingi. Seketika Ummu Salamah kembali mengalami kejang, anaknya pun yang menyaksikan mencari dokter di ruangan lain. Kemudian dokter tersebut mengecek tensi darah, dalam waktu singkat ia pun divonis darah tinggi. Dari jam 3 sore mulai kejang baru siuman pukul 19.00 WIB baru bisa bicara. Divonis oleh dokter lumpuh tangan dan kaki karena koordinasi antara otak dan otot terputus. Setelah siuman Ummu Salamah memutuskan keluar dari rumah sakit karena tidak bisa dengan obat kimia.

“Waktu itu saya datang segar bugar bisa nyupir mobil sendiri, setelah divaksinasi malah mengalami kelumpuhan. Dan dalam perjalanan beberapa kali mengalami kejang seperti tercekik. Sampai anak saya yang menyaksikan tidak kuasa menahan tangis.” jelas Ummu Salamah.

Ummu Salamah berhasil melewati masa sakit tersebut dengan melakukan bekam dan minum obat-obatan herbal yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Namun, racun vaksin tersebut masih menyisakan efek yang tidak hilang sampai hari ini, yaitu dengung telinga yang tidak pernah berhenti akibat dari vaksin meningitis. Selain itu, yang paling mengherankan, setelah divaksinasi meningitis, Ummu Salamah justru mengalami meningitis. “Saya mengalami lumpuh, ketulian setelah di vaksin meningitis, ini sungguh kejahatan yang luar biasa, ujarnya.”

Ummu Salamah telah menjadi korban satu kejahatan, karena pihak dokter telah melanggar UU No. 23/1992 tentang kesehatan, karena setiap tindakan kesehatan harus ada persetujuan. Semenjak kejadian tersebut, Ummu Salamah semakin giat mengkampanyekan penolakan terhadap vaksinasi. Menurutnya, penyebaran racun melalui vaksinasi tidak boleh terus-menerus dibiarkan, harus ada orang yang mengatakan kebenaran walaupun taruhannya nyawa. Tidak jarang Ummu Salamah mendapatkan ancaman pembunuhan. Bukunya yang berjudul “Vaksinasi Dampak, Konspirasi dan Solusi Sehat ala Rasulullah SAW” menjadi buku yang best seller dan sudah masuk cetakan ketujuh.

Pertemuan dengan Shariah4Indonesia yang satu pemikiran membuat Ummu Salamah semakin mudah mengkampanyekan penolakan terhadap vaksinasi karena Shariah4Indonesia memberi respon bahwa masalah vaksinasi ini harus diangkat untuk menyelamatkan umat Islam.

Di Sharia4Indonesia, Ummu Salamah fokus dan konsisten mengkampanyekan penghentian segera program vaksinasi. Menurutnya, untuk tindakan preventif pencegahan penyakit adalah dengan cara ASI dan Tahnik cara Thibbun Nabawi. Tahnik adalah pemberian kurma sesaat setelah bayi lahir, caranya kurma dikunyahkan, lalu ditempelkan dilangit-langit si bayi. Inilah imunisasi alami cara Rasulullah, bukan vaksinasi. Pencegahan penyakit untuk remaja ataupun orang dewasa adalah dengan bekam dan memakan obat-obatan herbal seperti madu Habatussauda, minyak zaitun, sayur-sayuran, buah-buahan, rempah-rempah yang ada disekitar kita dan perilaku yang Halalan Toyyiban diseluruh sektor kehidupan ekonomi, hukum, dll.

Lebih lanjut, Ummu Salamah menyatakan bahwa sistem Islam wajib diterapkan secara kaffah karena akan menjadi imunitas alamiah yang paling kokoh bagi umat manusia. Sementara sekarang yang diterapkan dan digunakan dalam bidang kesehatan bukan sistem Allah SWT, yang terjadi adalah bayi meninggal dan cacat karena vaksinasi yang dibuat dari yang haram lagi beracun. Ini berbahaya sekali oleh karena itu kita harus menghentikan vaksinasi demi generasi robbani yang sehat, cerdas, dan sukses dunia akhirat, caranya dengan mengikuti Rasulullah SAW yaitu dengan Thibbun Nabawi. (Adv)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar