Tolak Vaksinasi, Gunakan Thibbun Nabawy ( Ummu Salamah, SH, Al-Hajjam )
Penyebaran racun melalui vaksinasi tidak boleh terus-menerus dibiarkan,
harus ada orang yang mengatakan kebenaran walaupun taruhannya nyawa.
Pekan Imunisasi Nasional (PIN),
program yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan RI diseluruh
Indonesia akhirnya terbukti berbahaya dan sudah menuai korban. Di
Bekasi, Jawa Barat, Hanif M. Husnaya (3) dan Isma Nur Fauziah (3)
meninggal setelah disuntik campak dan polio pada 21 dan 25 Oktober lalu.
Setelah divaksin, kedua balita mengalami demam tinggi, kejang-kejang,
dan muntaber. Meskipun sudah mendapatkan perawatan medis, kedua balita
tersebut tetap tidak tertolong.
Adalah Hj. Ummu Salamah
Al-Hajjam, aktivis Sharia4Indonesia yang gencar mengkampanyekan
penolakan vaksinasi Campak dan Polio yang dilaksanakan secara nasional
di 17 Provinsi. Ketua Sharia4Indonesia Divisi Pelayanan Umat Bidang
Kesehatan ini menilai bahwa vaksinasi justru akan merusak sistem
kekebalan tubuh dan meningkatkan resiko kanker, penyakit kekebalan
tubuh, dan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian
bayi mendadak. Selain itu vaksinasi juga dapat menyebabkan cacat fisik.
Ummu Salamah adalah sedikit dari sekian banyak aktivis yang fokus
dibidang kesehatan khususnya dalam mengkampanyekan Thibbun Nabawi
(Pengobatan Nabi). Sejak 2005, Ummu Salamah sudah membuka praktik
sebagai seorang Hajjam atau teknik pengobatan dengan jalan membuang
darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan
kulit atau bekam yang merupakan pengobatan alami cara Rasulullah SAW.
Ummu Salamah sendiri semakin gencar mengkampanyekan Thibbun Nabawi
setelah dirinya menjadi korban vaksinasi pada 2007.
Kampanye
menolak vaksinasi oleh Ummu Salamah salah satunya dikarenakan pengalaman
pribadinya. Ketika ingin menunaikan ibadah haji, ia dipaksa untuk
diberikan vaksin meningitis. Walaupun sudah berusaha menolak dan
memberikan surat keterangan tidak sakit dan dengan segala macam alasan
yang diberikan, namun seorang dokter memaksanya untuk tetap melakukan
vaksinasi, dengan bantuan tiga orang asisten dokter. “Saya dipegangin,”
ungkapnya saat diwawancarai Suara Islam di Pondok Sehat An-Nabawiyah
miliknya. Setelah 30 menit divaksin kontan Ummu Salamah mengalami
kelumpuhan. “Jantung seperti ditusuk oleh benda dingin yang sangat
tajam, lalu saya tiba-tiba mencium bau karat yang luar biasa, jantung
berdebar, tangan dingin, kaki dingin, bahkan ketika ingin membawa mobil
untuk pulang, tangan terasa bergetar,” jelasnya. Mengalami kejanggalan
tersebut, Ummu Salamah segera kembali menghampiri dokter yang memaksanya
melakukan vaksinasi. Terjadi perdeba-tan dengan dokter, “Ini tidak
normal jika terjadi sesuatu terhadap saya, saya akan tuntut ibu”, ujar
Ummu Salamah geram. Namun sang dokter mengelak dan menyebut ini suatu
hal yang normal. “Tenang saja tidak akan terjadi apa-apa”, ujar sang
dokter mengelak.
Benar saja, efek vaksinasi bukan berhenti,
tetapi malah semakin menjadi-jadi. Dalam kondisi semacam itu dokter
malah meninggalkan Ummu Salamah dengan alasan masih ada praktik di
tempat lain. Kemudian satu persatu petugas di ruangan dinas kesehatan
Tangerang pergi keluar. Ummu Salamah kemudian ditinggalkan begitu saja
bersama anaknya yang mendampingi. Seketika Ummu Salamah kembali
mengalami kejang, anaknya pun yang menyaksikan mencari dokter di ruangan
lain. Kemudian dokter tersebut mengecek tensi darah, dalam waktu
singkat ia pun divonis darah tinggi. Dari jam 3 sore mulai kejang baru
siuman pukul 19.00 WIB baru bisa bicara. Divonis oleh dokter lumpuh
tangan dan kaki karena koordinasi antara otak dan otot terputus. Setelah
siuman Ummu Salamah memutuskan keluar dari rumah sakit karena tidak
bisa dengan obat kimia.
“Waktu itu saya datang segar bugar bisa
nyupir mobil sendiri, setelah divaksinasi malah mengalami kelumpuhan.
Dan dalam perjalanan beberapa kali mengalami kejang seperti tercekik.
Sampai anak saya yang menyaksikan tidak kuasa menahan tangis.” jelas
Ummu Salamah.
Ummu Salamah berhasil melewati masa sakit
tersebut dengan melakukan bekam dan minum obat-obatan herbal yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Namun, racun vaksin tersebut masih
menyisakan efek yang tidak hilang sampai hari ini, yaitu dengung telinga
yang tidak pernah berhenti akibat dari vaksin meningitis. Selain itu,
yang paling mengherankan, setelah divaksinasi meningitis, Ummu Salamah
justru mengalami meningitis. “Saya mengalami lumpuh, ketulian setelah di
vaksin meningitis, ini sungguh kejahatan yang luar biasa, ujarnya.”
Ummu Salamah telah menjadi korban satu kejahatan, karena pihak dokter
telah melanggar UU No. 23/1992 tentang kesehatan, karena setiap tindakan
kesehatan harus ada persetujuan. Semenjak kejadian tersebut, Ummu
Salamah semakin giat mengkampanyekan penolakan terhadap vaksinasi.
Menurutnya, penyebaran racun melalui vaksinasi tidak boleh terus-menerus
dibiarkan, harus ada orang yang mengatakan kebenaran walaupun
taruhannya nyawa. Tidak jarang Ummu Salamah mendapatkan ancaman
pembunuhan. Bukunya yang berjudul “Vaksinasi Dampak, Konspirasi dan
Solusi Sehat ala Rasulullah SAW” menjadi buku yang best seller dan sudah
masuk cetakan ketujuh.
Pertemuan dengan Shariah4Indonesia yang
satu pemikiran membuat Ummu Salamah semakin mudah mengkampanyekan
penolakan terhadap vaksinasi karena Shariah4Indonesia memberi respon
bahwa masalah vaksinasi ini harus diangkat untuk menyelamatkan umat
Islam.
Di Sharia4Indonesia, Ummu Salamah fokus dan konsisten
mengkampanyekan penghentian segera program vaksinasi. Menurutnya, untuk
tindakan preventif pencegahan penyakit adalah dengan cara ASI dan Tahnik
cara Thibbun Nabawi. Tahnik adalah pemberian kurma sesaat setelah bayi
lahir, caranya kurma dikunyahkan, lalu ditempelkan dilangit-langit si
bayi. Inilah imunisasi alami cara Rasulullah, bukan vaksinasi.
Pencegahan penyakit untuk remaja ataupun orang dewasa adalah dengan
bekam dan memakan obat-obatan herbal seperti madu Habatussauda, minyak
zaitun, sayur-sayuran, buah-buahan, rempah-rempah yang ada disekitar
kita dan perilaku yang Halalan Toyyiban diseluruh sektor kehidupan
ekonomi, hukum, dll.
Lebih lanjut, Ummu Salamah menyatakan
bahwa sistem Islam wajib diterapkan secara kaffah karena akan menjadi
imunitas alamiah yang paling kokoh bagi umat manusia. Sementara sekarang
yang diterapkan dan digunakan dalam bidang kesehatan bukan sistem Allah
SWT, yang terjadi adalah bayi meninggal dan cacat karena vaksinasi yang
dibuat dari yang haram lagi beracun. Ini berbahaya sekali oleh karena
itu kita harus menghentikan vaksinasi demi generasi robbani yang sehat,
cerdas, dan sukses dunia akhirat, caranya dengan mengikuti Rasulullah
SAW yaitu dengan Thibbun Nabawi. (Adv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar