Rabu, 05 Februari 2014

Khasiat Buah Pinang untuk Meningkatkan Keperkasaan Pria


Mayoritas masyarakat tentunya sudah tahu dengan buah Pinang. Buah yang dalam bahasa Inggris disebut dengan betel palm ini memiliki berbagai macam nama mulai dari Jambe, Bua, Penang, Pineung, dan lainnya. Pohon Pinang memiliki ciri-ciri tinggi yang lurus—bisa mencapai ketinggian 25 meter—dan tajuknya yang tidak rimbun. Pelepah daunnya berbentuk seperti tabung dengan panjang mencapai 80 cm dan bagian ujung daunnya tampak sobek.
Di Pulau Jawa, Pinang banyak tumbuh di daerah dengan ketinggian sekitar 1.400 meter di atas permukaan air laut (dpl). Selain pohonnya yang biasa digunakan untuk lomba memanjat Pinang, tumbuhan ini juga mempunyai buah yang ternyata banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai jenis penyakit.
Zat yang dikandung di dalam buah Pinang meliputi arecolidine, arecaidine, guvacoline, guracine, dan beberapa senyawa lainnya. Sedangkan, biji tanaman ini yang juga bermanfaat, memiliki kandungan alkaloida seperti arekaina dan arekolina yang bersifat adiktif dan dapat merangsang otak.
Di kalangan masyarakat tradisional, buah Pinang biasanya dijadikan salah satu campuran untuk makan Sirih. Namun, sebagian besar masyarakat sudah memanfaatkan buah ini untuk mengobati penyakit disentri, kudisan, dan juga diare berdarah. Sedangkan, Biji Pinang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit cacingan, terutama untuk mengobati cacing pita.

Buah Pinang, Penambah Stamina Pria

Banyak orang mencari berbagai cara untuk meningkatkan staminanya supaya tidak lekas loyo. Untuk mendapatkan stamina yang kuat dan greng, maka soal makanan dan suplemen harus diperhatikan secara optimal.
Bicara mengenai suplemen, mungkin belum banyak yang tahu kalau ternyata buah Pinang bisa digunakan sebagai suplemen alami untuk meningkatkan stamina pria.
Dari zaman dulu sampai sekarang, banyak orang yang percaya bahwa buah Pinang memiliki kandungan khusus yang dapat meningkatkan keperkasaan pria.
Misalnya, konon katanya, tentara kita banyak yang menggunakan buah Pinang ketika mereka harus berperang melawan penjajah dan berkelana di dalam hutan.
Mereka banyak mengonsumsi buah Pinang sebagai santapan sehari-hari. Dan terbukti, banyak di antara mereka yang memiliki stamina yang mantap, sekalipun jarang mendapatkan jatah makanan.
Buah Pinang juga dipercaya dapat meningkatkan stamina pria dewasa, khususnya mereka yang sudah berkeluarga. Buah Pinang bisa dibuat jus yang juga dicampur dengan berbagai macam bahan.
Khasiat dari jus buah Pinang tersebut diketahui dapat meningkatkan vitalitas pria. Jika Anda tak percaya, bisa mencoba berkunjung ke sebuah restoran di kawasan Pagar Alam, Bandar Lampung.
Restoran tersebut secara khusus menyediakan jus buah Pinang untuk meningkatkan keperkasaan pria. Rasa jusnya cukup pahit sehingga harus dinetralisir dengan menggunakan gula putih.
Namun, untuk mencobanya, Anda tak perlu jauh-jauh pergi ke Lampung. Anda dapat membuat ramuan tradisional ini di rumah Anda. Caranya cukup mudah.
Setelah buah Pinang disiapkan, pisahkan dari kulitnya. Lalu, campurkan dengan kuning telur ayam atau telur bebek. Campurkan juga Madu dan susu secukupnya. Kemudian, blender sampai halus.
Nah, sebelum dihidangkan, jus buah Pinang tersebut sebaiknya disaring dulu untuk memisahkan ampasnya supaya tidak ikut terminum.
Jus buah Pinang tersebut sebaiknya diminum beberapa jam sebelum Anda hendak melakukan hubungan suami-istri supaya hasilnya benar-benar terasa. Jika kurang percaya, maka Anda pun bisa mencobanya sendiri!

Imunisasi program kejahatan, wajib ditolak dan tidak perlu pengganti


Blitar (Sharia4Indonesia.com) – Imunisasi atau vaksinasi adalah program kejahatan, bahkan merupakan konspirasi zionis untuk menghancurkan kaum Muslimin. Untuk itu, wajib ditolak dan tidak perlu dicari penggantinya. Demikian kesimpulan acara Talkshow bertajuk “Stop Bahaya Vaksinasi” yang diadakan di Blitar, Ahad, 16 Oktober 2011 oleh Sharia4Indonesia Cabang Blitar bekerjasama dengan Arrahmah.com. Kembali ke pengobatan ala Nabi SAW., adalah solusinya!
Tolak imunisasi, konspirasi zionis hancurkan Islam
Alhamdulillah. Acara Talkshow bertajuk “Stop Bahaya Vaksinasi” yang diadakan di Blitar, Ahad, 16 Oktober 2011 oleh Sharia4Indonesia Cabang Blitar bekerjasama dengan Arrahmah.com berjalan sukses dan lancar. Ratusan peserta sejak pagi telah memadati Gedung Panti Karya Dinas Sosial, Blitar, Jalan Ahmad Yani 30, Blitar.
Menjelang pukul 09.00 WIB, pembawa acara memulai acara talkshow yang salah satu tujuannya untuk menyikapi rencana Kementerian Kesehatan yang akan mengkampanyekan dan melaksanakan imunisasi campak dan polio serentak di 17 provinsi di Indonesia, mulai tanggal 18 Oktober  – 18 November 2011, termasuk di Jawa Timur, khususnya Blitar.
Pada kesempatan pertama, Hj. Ummu Salamah, SH., Hajjam, penulis buku best seller “Vaksinasi, Dampak, Konspirasi & Solusi Sehat ala Rasulullah” menceritakan pengalaman hidupnya ketika divaksin meningitis dan mengakibatkan dirinya hampir saja kehilangan nyawa. Berangkat dari sana, Ummu Salamah, akhirnya aktif beramar ma’ruf nahi munkar untuk menjelaskan bahaya vaksin bagi kehidupan umat manusia. Buku beliau yang mengulas dan membahas vaksin tak pelak menjadi buku best seller yang hingga kini sudah cetakan ke-7.
Pembicara kedua, Pimred Arrahmah.com, M Fachry membawakan makalah berjudul “Tolak Imunisasi, Konspirasi Zionis Hancurkan Islam”. Dalam pemaparannya, dijelaskan rencana Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan PT Bio Farma melakukan kampanye imunisasi campak dan polio serentak di 18 provinsi, dimulai tanggal 18 Oktober hingga 18 November 2011.
Mempersiapkan rencana tersebut, Direktur Pemasaran PT Bio Farma telah mempersiapkan stok produk vaksin polio untuk bayi dan balita, untuk 18 provinsi, antara lain Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.
Sebagaimana dikutip dari pendapat Prof.Dr.Tuntedja dari LP POM MUI, tentang sertifikat halal dari semua vaksin produk PT Biofarma, ternyata beliau menyampaikan bahwa PT Biofarma belum dapat dan belum daftar untuk diaudit.
Bahkan secara lebih tegas lagi, Dra.Hj.Welya Safitri, M.Si, Wakil Sekjen MUI menyampaikan bahwa “MUI tidak pernah menghalalkan vaksin yang  diproduksi PT Biofarma.” Intinya, pemberitaan media tentang pernyataan MUI menghalalkan vaksin itu tidak benar, berita itu dibuat oleh media sendiri dan PT Biofarma. Lalu mengapa program vaksin terus saja dijalankan?
Imunisasi program kejahatan, wajib ditolak!
Pada kesempatan berikutnya, Ustadz Faishal Ishaq, pakar Pengobatan Nabawi asal Jombang, dengan tegas dan jelas mengatakan bahwa imunisasi adalah program kejahatan, oleh karena itu tidak perlu dicari penggantinya. Ustadz Faishal melanjutkan bahwa untuk bisa hidup sehat dan terhindar dari segala penyakit resepnya adalah kembali ke pengobatan ala Nabi SAW., diantaranya mensosialisasikan tahnik, penggunaan ASI, ruqyah, dan juga dengan mengkonsumsi beberapa makanan, diantaranya madu, susu sapi, dan susu kambing.
Dalam acara tersebut, para peserta terlihat antusias bertanya, berkonsultasi, bahkan juga ada yang mempertanyakan dan mendebat tentang bahaya vaksinasi yang sudah dijelaskan. Tidak sedikit juga dari hadirin yang meminta kejelasan tentang bagaimana dan kepada siapa mereka bisa mengadu jika ketika mereka menolak vaksin atau imunisasi, lalu ada intimidasi, teror, dan perlakuan dzolim lainnya. Ketiga pembicara, Alhamdulillah, dapat menyakinkan para peserta tentang bahaya vaksinasi dan juga memberikan kepastian akan adanya tim advokasi dari Sharia4Indonesia terhadap kasus-kasus yang mungkin terjadi ketika masyarakat yang telah sadar menolak vaksinasi. Al haq (kebenaran) harus ditegakkan, meskipun pahit dan harus menghadapi berbagai tantangan dan cobaan. Allahu Akbar!
Di akhir acara, dibacakan Pernyataan Sikap Sharia4Indonesia (Divisi Pelayanan Umat-Bidang Kesehatan) Menolak Kampanye dan Pelaksanaan Imunisasi Campak dan Polio Serentak di 17 Provinsi (18 Oktober – 18 November 2011). Untuk melihat rinci pernyataan tersebut bisa di klik alamat berikut : http://www.sehatislami.co.cc/2011/10/pernyataan-sikap-sharia4indonesia.html
Source : arrahmah.com  

Liputan Seminar Kesehatan Islami di Pekalongan: “MEMBONGKAR KONSPIRASI BARAT TERHADAP VAKSINASI DI INDONESIA”


Lebih dari seribu orang memadati gedung serbaguna PPIP baru pekalongan,menghadiri Seminar kesehatan Islam yang bertajuk KONSPIRASI BARAT LEWAT FAKSINASI. Sejak pukul 07.30 wib,peserta sudah mulai berdatangan mengisi kursi yang disediakan panitia. Satu persatu kursi terisi hingga penuh, acara yang seyogyanya akan dimulai jam 8 akhirnya mundur sampai jam 9, mengingat masih banyaknya peserta yang datang untuk mengikuti seminar yang sangat penting ini dan baru pertama kali diadakan di Pekalongan apalagi gratis.
Dalam sambutanya ketua panitia sekaligus Mudir PonPes Al-muslimin Rowoyoso kabupaten Pekalongan Ustadz Shoihul Hadi mengatakan,acara ini terinspirasi oleh Ustdazah Ummu Salamah yang mengatakan akan bahayanya Faksin, yang sekarang sering diwajikan untuk disuntikkan ketubuh rakyat Indonesia dari bayi sampai dewasa,mulai dari folio,campak tipus dan lain-lain untuk bayi kita, sampai orang dewasa sebelum menjalani pernikahan dan berhaji. Untuk mengetahui berapa besar bahaya dan manfaatnya terhadap tubuh, maka segenap elemen masyarakat islam yang diprakarsai oleh PonPes Al-Muslimin, Dewan Dakwah Pekalongan dan IDC program S3 DEWAN Dakwah dan didukung oleh Pemuda Muhammadiyah, IPPNU, HMI, PII, KB PII, dan FPI wilayah Pekalongan,pada hari Ahad 29-januari-2012 menyelenggarakan acara seminar ini,dengan menghadirkan para pakar Nasional dibidang kesehatan sebagai nara sumbernya sepeti:
  1. Ummu salamah dari rumah sehat Tibbun nabawiyah Jakarta
  2. dr. Joze Rizal MERCI Jakarta
  3. Dr. Muhamad Syam Tambunan MUI pusat Jakarta
  4. Kepala Dinas Kesehatan prov. Jawa Tengah bapak Marheinanto.
Untuk pertama kali Ummu salamah diberi kesempatan memaparkan hasil penelitihan dan testimoninya, mengenahi dampak buruk faksinasi terhadap tubuh, diantaranya adanya kerusakan-kerusakan pada organ tubuh bahkan dampak yang terburuk  sampai kematian pada orang yang difaksin,hanya ada 2 yang diakibatkan oleh faksin:
  1. Meninggal
  2. mengalami penurunan terhadap daya tahan tubuh disebabkan kerusakan disebagian organ tubuh setelah kena faksin
Demikian diantaranya isi pemaparan dari Ummu Salamah.
Beda dengan Ummu Salamah pembicara yang kedua ini malah memaparkan kemanfatan yang sangat dari faksinasi, sambil menyebutkan data-data yang menyebutkan terjadinya penurunan wabah penyakit setelah ada progam faksinasi nasional ini, seperti folio, campak dll, bahkan beliau juga menyebutkan daerah yang terserang wabah campak di Brebes dan Batang, setelah diadakan penelitian ternyata daerah tersebut belum pernah menjalankan faksinasi, demikian pernyataan dari Bapak Marhainanto kepala dinas kesehatan Jateng, yang diberi kesempatan jadi pembicara yang kedua.
Bapak Dr.Muh,Syam dari MUI pusat yang diberi kesempatan  ketiga untuk bicara mengatakan, bahwa kita harus mengakui hasil penemuan Medis, seperti faksin ini, apalagi sangat manfaat untuk tubuh. Bahkan beliau mentolelir kalau seandainaya faksin itu mengandung bahan yang haram selagi itu bermanfaat  untuk kita dan belum ditemukan penggantinya itu boleh digunakan dengan alasan Dzoruroh. Demikian kata doctor agama dari UIN ini.
Mendengar dan menyaksikan ketiga pembicara ini peserta seminar yang datang dari 5 kabupaten/ kota (kab.pekalongan, kota pekalongan, Pemalang, Batang dan Kendal), ini tambah bingung, karena dari ketiga nara sumber ini saling bertentangan. Baru setelah pembicara keempat memaparkan berbagai argument dan fakta dilapangan dengan segudang pengalamannya di berbagai Negara dan daerah konflik baik dalam dan luar negeri, yang terakhir di kapal Marmara Turki yang ditahan Israel, dr.Joze Rizal jurnalis mengatakan, bahwa didunia ini ada orang jahat yang bermain-main dengan penyakit, dia mencontohkan akan kegigihannya bersama ibu Fadlilah Supari menteri kesehatan saat itu, mendesak kepada pemerintah Indonesia untuk segera menutup NAMRU 2m dari segala aktifitasnya, karena dinilai ada kejahatan kesehatan dibalik kegiatan nemru yang berdalih penelitian virus di Indonesia. Pesan dokter Joze “jangan anak-anak kita mau dijadikan keranjang sampah faksin. Hanya bangsa yang bodoh yang bayi-bayinya mau dimasukkan kedalam tubuhnya dengan berbagai macam faksin, karena hanya Indonesia yang punya program berbagai faksinasi ini. Saya tidak anti faksin tapi jangan digunakan dengan semena-mena, seharusnya faksin itu dikasihkan kepada orang yang sudah kena penyakit, bukan orang yang masih sehat dimasuki vaksin, demikian pernyataan dr.Joze yang disambut kelagaan oleh mayoritas yang hadir dalam seminar itu.
Acara seminar ini selesai jam 12.30 setelah diadakan Tanya jawab, moderator mempersilahkan peserta untuk mengambil kesimpulan sendiri-sendiri, masih mau pakai faksin dengan segala konskwensinya atau stop Faksin mulai hari ini, demikian Abu Ayyas menutup acara ini.
Perlu diketahui acara ini seyogyanya diadakan di gedung Al-Irsyad Pekalongan karena awalnya Pemuda Al-Irsyad ikut mendukung acara ini, tapi setelah ada intimidasi dari Dinas Kesehatan Pekalongan akhirnya sepihak membatalkan dukungannya sekaligus mencabut fasilitas gedungnya, tapi inilah berkahnya kalau ada di gedung al-irsyad tentu tidak akan muat dengan pengunjung yang lebih dari seribu, sedang al-irsyad kapasitasnya hanya 800 an, demikian mas Aris kurniawan salah satu kordinator acara ini menyampaikan kepada Media Dakwah News. [Yuli Fajar/ Abu Urwah/dewandakwahsolo]


Dr. Joserizal saat berbicara


Para pembicara tampak dari depan


Ribuan pengunjung tampak antusias menyimak


Ummu Salamah Al-Hajjam saat berbicara dihadapan ribuan peserta

Program Imunisasi campak & polio makan korban, dua balita meninggal setelah divaksin!


Vaksin itu merenggut nyawa dua balita
Pasangan Adiguna-Eva, warga Babelan, Kabupaten Bekasi tentu sangat bersedih. Putra mereka, Hanif M. Husnaya (3) meninggal dunia setelah disuntik campak dan polio mengikuti program Kemenkes RI yang bekerjasama dengan PT Biofarma sebagai produsen vaksin terbesar di Indonesia.
Menurut neneknya, Nyonya Sigit (47), malam setelah divaksin, cucunya demam tinggi, muntaber, dan suhu badannya naik hingga 42 derajat Celcius. Hanif dirawat selama tiga hari di rumah sakit, sebelum meninggal.
Menurut Nyonya Sigit, seharusnya Hanif hanya diberi vaksin polio tetapi petugas posyandu memaksa memberikan vaksin campak sekaligus. “Katanya mumpung ada program pemerintah.”
Selain pasangan Adiguna-Eva, pasangan Tian Setiani (26) dan Nana Setiana (35), warga Perumahan Wisma Asri, juga ikut berduka. Anak mereka, Isma Nur Fauziah (3) terenggut nyawanya setelah diberi vaksin campak dan polio sekaligus.
Isma putri Tian dan Nana ini juga mengalami demam tinggi hingga 42 derajat Celcius dan kejang-kejang.  ”Anak saya diberi vaksin campak dan polio sekaligus,” kata Tian.
Dinas Kesehatan Kota Bekasi menolak fakta imunisasi makan korban
Seolah menutup mata terhadap fakta yang terjadi, Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tetty Manurung masih belum memastikan penyebab kematian dua balita di kota Bekasi ini. Tetty juga membantah terlah terjadi kesalahan prosedur atau kelebihan dosis vaksin pada peristiwa tersebut.
Menurut Tetty, tidak mungkin terjadi kesalahan dalam penyuntikan atau kelebihan dosis karena petugas bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur. Selain itu, petugas pemberi vaksin di setiap pos pelayanan terpadu telah diberi pembekalan sebelum mengimunisasi. “Ada banyak penyebab lain pada kasus kematian balita ini, tetapi kami belum bisa memastikan karena masih diinvestigasi.”
Padahal Tetty dalam pernyataannya hari Jum’at (4/11/2011) mengakui bahwa kedua balita tersebut kejang-kejang setelah divaksin. “Setelah divaksin, kedua balita kejang-kejang.”
Peristiwa yang terjadi sepekan setelah pencanangan program imunisasi campak dan polio serentar di 17 provinsi di seluruh wilayah Indonesia ini tentu saja membuka mata kepada masyarakat awam bahwa ada “bahaya” serius pada vaksin dan imunisasi yang selama ini gencar dikampanyekan penolakannya.
Sayangnya, masalah ini masih terus ditutup-tutupi karena ada konspirasi besar di balik semua itu. Bahkan hingga kini, orang tua korban sejauh ini belum mendapat kejelasan dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi terkait meninggalnya sang buah hati pasca imunisasi.
Tolak vaksin sekarang juga!
Sebagian masyarakat, khususnya kaum Muslimin yang telah faham bahwa vaksin atau imunisasi itu haram sebenarnya telah menolak program vaksinasi tersebut. Hanya saja, masyarakat kadangkala dipaksa, diintimidasi, untuk tetap melaksanakan vaksin atau imunisasi dengan mengatakan bahwa ini adalah program pemerintah.
Nenek Hanif, Nyonya Sigit mengatakan bahwa pada awalnya, anak saya—orang tua Hanif—sempat keberatan jika Hanif divaksinasi. Namun, petugas Posyandu memaksa supaya Hanif divaksinasi karena itu program pemerintah, demikian penuturannya pada hari Kamis (3/11/2011).
Jadi, sampai kapan program imunisasi campak dan polio yang “mematikan” ini akan terus dilakukan? Sampai jatuhnya korban-korban yang baru? Wallahu’alam bis showab!
(Talazum/Sharia4Indonesia.com)

Metode kesehatan Barat, Timur dan Ath-Thibbun Nabawi

Kondisi kesehatan masyarakat pada saat  ini, semakin tidak menentu, laporan-laporan pada Jurnal Kesehatan , dengan berbagai penyakit aneh, bermunculan siolih berganti.Penemuan alat diagnosis penyakit begitu canggih dan maju pesat. Pada saat yang sama bermuncullah berbagai penyakit yang aneh-eneh yang dulu tidak pernah kita dengar. Diantara berbagai macam penyakit flu yang selama ini berkembang, kini muncul lagi penyakit flu terbaru dan tercanggih karena mampu membunuh ratusan manusia hanya dalam hitungan menit, yaitu flu babi dari Mexico. Dunia panik, kita bagaikan hidup dalam sebuah ancaman penyakit yang super dahsyat karena flu babi  memiliki kecepatan penyebaran dan tingkat keparahan diluar dugaan. Kita mampu segera mendeteksinya, namun tidak mampu segera menaklukkannya.

Sayangnya, kecepatan berkembangnya penyakit moderen itu tidak diimbangi dengan kecepatan tehnik penyembuhannya. Begitu banyak penyakit moderen yang belum ditemukan obat penyembuhnya Seperti Kanker, AIDS, SARS,  Hepatitis C, Flu burung, Antrax dan sekarang muncul lagi flu babi.

Sebagian besar penyebab utama dari berbagai macam penyakit itu berasal dari pola makan dan gaya hidup moderen yang kita jalani dewasa ini. Ditambah lagi dengan kerusakan lingkungan dan berbagai macam penyimpangan perilaku sosial yang ikut memberikan andil cukup besar dalam munculnya berbagai macam penyakit tersebut.

Saya  sering  termenung dan berpikir, dengan beberapa buku metode kesehatan, ada apa yang salah, mana benang merahnya, dan terus menelaah dengan ayat-ayat Al Quran dan Hadits. Apakah penyebab kelainan pada anak yang lahir, mengapa banyak ibu-ibu yang melahirkan tidak normal, kenapa kucing mudah saja melahirkan, tetepi mengapa manusia harus di cesar. Mengapa begini dan begitu...??

Disini kita harus mengkaji ulang pemahaman kita terhadap berbagai macam penyakit tersebut. Dimanakah letak kesalahannya. Apakah kita salah dalam memahami penyebabnya, atau obatnya yang tidak manjur, ataukah tehnik pengobatannya yang harus dikaji ulang. Tetapi yang jelas, secara umum kita memperoleh kesan bahwa konsep kedokteran moderen dewasa ini belum bisa menaklukkan berbagai macam penyakit yang terus mengganas dalam masyarakat.

Dua metode penyembuhan
Dalam dunia terapi penyakit, secara umum kita mengenal dua metode penyembuhan. Pertama penyembuhan ala Barat dan yang kedua metode penyembuhan ala Timur. Dan keduanya memiliki prinsip yang sangat berbeda.

Kedokteran Moderen
Kedokteran Barat selama ini melakukan terapi penyembuhan dengan dua cara yang sangat mendasar, yaitu dengan cara pemberian obat-obatan kimia dan yang kedua dengan cara melakukan pembedahan. Sistem kedokteran moderen dibangun dari asumsi bahwa badan dan jiwa adalah dua wilayah yang berbeda, karena itu masing-masing bisa ditangani secara terpisah atau sendiri-sendiri.

Badan manusia dipahami sebagai sistem  mekanik yang terdiri dari; sistem transportasi darah, sistem saraf,sistem hormonal, sistem pencernaan, pernafasan, sistem imunitas dan seterusnya. Kedokteran moderen mengaggap masalah kesehatan tubuh seorang penderita bisa diatasi lewat pendekatan yang bersifat fisik semata. Maka bisa dipahami, kenapa kedokteran moderen lebih mengandalkan OBAT KIMIA dan PEMBEDAHAN untuk menyembuhkan penyakit pasiennya. Dan pada kenyataannya, seiring dengan perkembangan penyakit dewasa ini ternyata banyak sekali penyakit-penyakit yang tidak bisa dituntaskan penyembuhannya dengan menggunakan pendekatan moderen ini. Disinilah titik lemah penyembuhan metode moderen, yang sering kali menyisakan problem yang sesungguhnya yang kadang bisa menjadi bertambah berat dan kronis.

Meskipun harus diakui, kemudian ilmu kedokteran moderen berkembang ke wilayah jiwa (Psychiatry). Dan kedokteran moderen mulai melakukan evaluasi ulang terhadap kelemahan-kelemahan itu, antara lain semakin diakuinyanya dan kemudian berkembang secara pesat konsep Homeostatis.

Kedokteran Timur
Konsep yang dijadikan pegangan sangatlah berbeda dengan kedokteran barat yang menganggap  fisik manusia bisa digarap secara terpisah. Kedokteran Timur melakukan penyembuhan dengan prinsip dasar MEMULIHKAN KESEIMBANGAN atau TAWAADHUN sistem kesehatan di dalam tubuh si sakit.
Kedokteran Timur bertumpu pada konsep kesimbangan dalam tubuh. Manusia dipandang sebagai satu kesatuan antara badan dan jiwanya, karena itu keduanya saling mempengaruhi, termasuk dalam proses penyembuhan penyakit. Tubuh manusia dipahami sebagai suatu sistem energi yang berkeseimbangan. Ini yang disebut Holistik.
Maka, dalam konsep kedokteran timur, seseorang dikatakan sakit ketika di dalam tubuhnya terjadi ketidakseimbangan energi atau sistem holistiknya, sehingga memunculkan keluhan tertentu.
Sedangkan dalam kedokteran barat, seseorang dikatakan sakit ketika memunculkan gejala-gejala sakit secara fisik. Biasanya muncul berupa panas misalnya, rasa sakit, pembengkakan dan keluhan-keluhan semacamnya, yang menandakan terjadinya gangguan  pada sistem organik tubuh seseorang.. Meskipun secara sepintas sama, namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Kedokteran timur memandang tubuh manusia secara holistik jiwa raga, sedangkan kedoktrean barat memandang manusia secara fisik yang bisa dipetak-petak secara organik. Dan perbedaan sudut pandang ini akhirnya berpengaruh kepada cara penyembuhan yang dilakukan.

Ath- Thibbun Nabawi
Thibbun nabawi adalah fakta. Ia keluar dari pelita kenabian, yaitu dari wahyu yang diberikan kepada Nabi yang tidak berbicara berdasarkan nafsu. Pengobatan Nabi bersifat pasti, karena ia muncul dari kesempurnaan akal. Diterima dengan penuh keyakinan, karena keyakinan adalah sumber kesembuhan.
Pengobatan ini bersandar kuat kepada akidah Islamiyah yang menyatakan bahwa, Allah adalah pemilik alam semesta ini, bahwa ditangan Allah terletak kesembuhan. Dia yang memberikan kesembuhan kepada manusia.

Ketika Ibrahim mengatakan, ” jika aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku” ( QS. Asy-Syu’ara 80).
Tidak lain pernyataan ini merupakan penegasan tentang hakekat dan akidah yang seyogyanya tidak hilang dari hati sanubari setiap muslim.

Hadist Nabi : ” Ma andhalallahu daa’an, illa andhlalahu syifaa’an”

Allah menciptakan kita ke dunia dalam keadaan suci, bersih dan sehat. Karena kebodohakn kita , kita mempercayakan kesehatan kita kepada orang yang tidak paham akan konsep kesehatan yang telah Allah rumuskan di dalam Al Quran dan Hadits, kita percaya kepada Dokter yang mendapat pelajaran dari KAFIR, yang tidak yakin akan kesempurnaan Ilmu-ilmu dalam Al Quran dan Hadist, dan kita merasa bangga akan kepatuhan kita kepada Dokter yang ternyata banyak menjerumuskan kita kepada kerusakan kesehatan.

Filosofi mereka jelas berorientasi kepada keuntungan, bisnis dan penjajahan. Tidak sadarkah kita ? Siapakah pencipta kita ? untuk apa kita hidup, dan mau kemana setelah kematian? semua tentu untuk beribadah  kepada Allah dan Rasul Nya. Ikutilah petunjuk Rasulullah, Insya Allah generasi Rabbani dambaan Umat akan segera memimpin dunia. Amin

Ummu Salamah

Vaksinasi: Dampak, Konspirasi, & Solusi Sehat ala Rasulullah SAW



Penulis Hj. Ummu Salamah. SH, Hajjam
Penerbit : Nabawiyah Press
Harga : Rp 90.000
Harga Disc : 70.000
"Satu-satunya vaksin yang aman adalah vaksin yang tidak pernah digunakan."

Dr. James R. Shannin, mantan direktur Institusi Kesehatan Nasional Amerika

"Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun."
Dr. Richard Moskowitz, Harvard University

"Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanker tersbut yang tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya."
Dr. W.B. Clarke, peneliti kanker Inggris

"Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum."
Harris Coulter, pakar vaksin internasional

"Kasus polio meningkat secara cepat sejak vaksin dijalankan. Pada tahun 1957-1958 terjadi peningkatan sebesar 50%, dan tahun berikutnya menjadi 80%."
Dr. Bernard Greenberg, dalam sidang kongres As tahun 1962

"Sebelum vaksinasi besar-besaran 50 tahun yang lalu, di negara itu (AS) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun, dan kasus autisme."
Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional

"Vaksin bertanggung-jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syaraf, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, skelorosis multiple, dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS, yang tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah diseluruh dunia saat ini."
Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika

"Tidak masuk akal memikirkan, Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya."
Dr. William Hay, dalam buku "Immunisation: The Reality behind The Myth"