Jumat, 07 Februari 2014

Kurma, Raja Buah dari Surga

”Dan Dialah yang menurunkan hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dari dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari macam tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatiankanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-An’aam : 99)
Sedikitnya ada 20 ayat dalam Al-Qur’an yang menyebutkan pohon atau buah kurma. Lima belas ayat menyebutnya bersama dengan tumbuhan lain, diantaranya zaitun, anggur dan delima. Kurma merupakan ciptaan dan karunia Allah yang mempunyai kelebihan atas buah lainnya. Penyebutan berulang kali kurma dalam Al-Qur’an menunjukkan betapa raja buah dari surga ini memiliki kandungan dan khasiat istimewa dan tiada tanding bagi yang rajin mengkonsumsinya.
Penyebutan kurma dalam Al-Qur’an terdapat juga di Surat Al-An’aam: 141, al-Kahfi: 32, Thaha: 71, asy-Syu`ara: 148, Qamar : 20, ar-Rahman : 11 & 68, al Haqqah : 7, Abasa: 27-29, Maryam: 23 & 25, al-Baqarah: 266, ar-Ra`d: 4, an-Nahl: 11 & 67, al-Isra`: 91, al-Mu`minun : 19, Yasin: 34, Ibrahim : 24.
Sementara keutamaan kurma juga disebutkan di banyak hadits, antara lain Rasulullah ﷺ bersabda, “Kurma itu menghilangkan penyakit dan tidak membawa penyakit. Ia berasal dari surga. Dan di dalamnya terkandung obat.” Hadits lain menyebutkan Rasulullah ﷺ bersabda, “Rumah yang didalamnya tidak ada kurma, penghuninya adalah orang-orang lapar.” (HR. Bukhari).
Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Kurma ajwa yang baik berkhasiat sebagai penyembuh.” Aisyah berkata, “Rasulullah telah menyebut kurma dan susu sebagai makanan terbaik di antara makanan lainnya.”
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim menyebutkan, “Abdullah bin Ghifar melihat Rasulullah mengkonsumsi mentimun bersama kurma rutab (kurma basah).”
Sementara Sa’ad r.a mendengar Rasulullah bersabda, “Barang siapa memakan tujuh butir kurma ajwah di pagi hari, maka racun dan sihir tidak akan membahayakannya pada hari itu.” (HR. Bukhari).
Anas ra berkata, “Rasulullah ﷺ berbuka sebelum shalat dengan beberapa butir kurma basah (ruthab). Apabila tidak ada kurma basah di tempat beliau, maka beliau berbuka dengan beberapa butir kurma kering (tamr). Dan apabila tidak ada kurma kering, maka beliau menghirup beberapa teguk air.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
Salman ibnu Amir Al Dhabbi meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Apabila seorang dari kalian berbuka, maka hendaklah dia berbuka dengan kurma. Sesungguhnya kurma itu berkah. Dan apabila dia tidak mendapatkan kurma, maka hendaklah dia berbuka dengan air. Sesungguhnya air itu suci.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya, Zadul Ma`ad menjelaskan bahwa kurma dapat menguatkan perut yang dingin, menyamankannya dan menyuburkan badan. Ia termasuk buah yang paling mulia dan paling bermanfaat. Ia adalah raja buah-buahan, penguat lever, dan pelembut tabiat. Ia adalah buah yang paling banyak memberikan nutrisi. Memakannya sebelum makan pagi dapat membunuh cacing. Panas yang dikandungnya adalah penawar racun. Oleh karena itu, apabila ia dimakan secara terus-menerus sebelum makan pagi dapat melemahkan cacing dan menguranginya. Kurma adalah makanan, obat, minuman sekaligus manisan.
Membatasi ifthar dengan kurma saja memiliki manfaat medis yang besar, yaitu masuknya nutrisi ke dalam perut secara bertahap sampai lambung siap menerima makanan setelah itu. Tentang hal ini, Ibnu Qayyim berkata, “Ifthar Nabi ﷺ ajaran yang sangat bijak. Puasa mengosongkan perut dari makanan, sehingga lever tidak mendapatkan didalamnya sesuatu yang dapat diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh. Dan makanan yang manis adalah sesuatu yang paling cepat sampai ke liver dan paling disukainya. Apalagi jika makanan itu adalah kurma, karena ia adalah suci.”
Kurma juga dianjurkan menjadi asupan penting bagi wanita hamil dan menjelang kelahiran, berdasar hadits yang diriwayatkan Salamah binti Qais yang menyatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Berikanlah kurma kepada wanita yang akan melahirkan, agar anaknya menjadi murah hati. Itu adalah makanan Maryam saat akan melahirkan Isa. Sekiranya Allah mengetahui ada yang lebih baik dari itu, tentu Dia akan telah memberikannya kepadanya.”
Sulaiman bin Amr Al-Dabbi meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Bila seseorang ingin berbuka puasa, maka sebaiknya ia mengonsumsi kurma. Bila tidak tersedia, maka hendaknya ia meminum sedikit air. Karena ia (air) itu bersih dan murni.”
Buah kurma tentu tidak asing lagi bagi kita. Pohon kurma memang terdapat di Arab tetapi telah dikonsumsi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Buah khas Timur Tengah ini menjadi favorit saat berbuka puasa. Rasa kurma yang manis juga mempunyai banyak khasiat. Kurma ternyata memiliki segudang manfaat. Kandungan protein dan gula alaminya sangat mudah dicerna, sehingga baik dikonsumsi orang yang sudah seharian berpuasa. Kandungan potasium dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan dapat mengurangi risiko serangan stroke. Dalam buah kurma, potasium dikenal sebagai excellent source karena bermanfaat mengatasi dan mengurangi keletihan. Kurma juga dipercaya sebagai penyumbang tenaga paling besar. Dapat menyuplai kalori dalam jumlah besar.
gizi kurma tabloid bekamPara ahli gizi mengatakan, buah ini juga mengandung kalium. Zat yang sangat berguna menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Fungsi mineralnya membuat denyut jantung teratur, mengaktifkan kontraksi otot, dan menstabilkan tekanan darah.
Buah kurma tidak mengandung lemak, namun kandungan karbohidratnya dapat menghasilkan energi (tenaga) tinggi. Begitu banyak manfaat kurma, sehingga para perempuan Arab menggunakan sebagai formulasi menjaga kehalusan kulit. Mereka gemar menyantap kurma, menyajikan pada tamu sebagai tanda penghormatan, dan juga menggunakan untuk pelengkap masakan.
Menurut Dr. Hardinsyah MS, Direktur Klinik Konsultasi Gizi dan Klub Diet IPB ini mengatakan bahwa kurma mengandung zat gizi yang nyaris lengkap dengan komposisi yang seimbang, meskipun dalam jumlah yang serba sedikit. Kebiasaan Nabi mengonsumsi kurma segar dan kurma tidak segar (kering) saat ber-buka, lanjut Hardin-syah, memberikan manfaat yang optimal. Kurma segar mengandung kadar air dan vitamin yang lebih banyak tetapi rendah kandungan energi siap pakainya. Sementara kurma yang tidak segar tinggi akan kandungan energi siap pakai namun kandungan air dan beberapa vitamin lebih rendah, bahkan kandungan vitamin C-nya minim. Bagi umat Islam, berbuka puasa dengan kurma bukanlah sekadar tradisi, namun anjuran Nabi Muhammad ﷺ: ”Barangsiapa yang mempunyai kurma ketika puasa, hendaklah berbuka dengan kurma.”
Sementara dilihat dari ilmu gizi, kurma memang sangat dianjurkan untuk berbuka puasa. Tak cuma itu, kurma juga mengandung potasium yang tinggi. Potasium, ujar Hardinsyah, bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah, untuk terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida dalam darah. Potasium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul syaraf. ”Berbagai mineral yang diperoleh dari kurma juga bermanfaat untuk mengoptimalkan kandungan elektrolit dalam cairan tubuh,” paparnya.
Kurma dapat menambah berat badan anak-anak, memelihara ketajaman dan kebinaran mata, mencegah penonjolan bola mata, melawan kekaburan, menguatkan penglihatan dan pendengaran, menenangkan saraf dan menguatkannya, menghilangkan ketegangan, menggiatkan kelenjar tiroid, serta memberikan ketenangan dan kedamaian kepada jiwa, dengan memakannya pada pagi hari bersama segelas susu.
Kurma mudah dicerna dan cepat berpengaruh dalam menyegarkan tubuh. Ia dapat melancarkan kencing, mem-bersihkan liver, dan mencuci ginjal. Air rebusannya ber-manfaat untuk melawan batuk, radang saluran pernapasan, dan dahak. Seratnya dapat melawan konstipasi. Dan garam-garam mineralnya dapat menyeimbangkan keasaman darah yang menjadi penyebab pengerasan ginjal dan empedu, encok, wasir, dan darah tinggi. (TB/berbagai sumber)
Disarikan dari: Tabloid Bekam Edisi 4 (Cetakan Ke-5)/Imunisasi, Siasat Yahudi Lumpuhkan Generasi?

Aroma Wangi Tiba Batuk Pun Reda



“Rasulullah  bersabda: Barangsiapa ditawari wewangian, janganlah ia menolaknya. Karena wewangian itu semerbak baunya namun ringan dibawa kemana-mana.” -H.R. Muslim-
Beruntunglah mereka yang gemar dengan aroma wangi dan menggunakan wewangian, apalagi mengamalkannya termasuk sunnah yang berbuah pahala dan kebajikan. Aroma wangi indentik dengan kebersihan, keindahan, kesehatan, ketentraman, kedamaian. Lebih dari itu wewangian erat kaitannya dengan kesehatan ruh, di mana ruh yang sehat menyukai wewangingan dan ruh yang buruk lebih senang dengan bau busuk (tak sedap).
Sesungguhnya wewangian disukai oleh Allah dan Rasul-Nya, sementara bau busuk menjadi kesenangan setan dan pengikutnya. Sebagaimana juga surga identik wewangian sedangkan neraka tempat yang penuh dengan bau busuk. Begitu pula mereka taat ibadah dan beramal shaleh berpengaruh pada bau badannya, dan hal itu lebih terbukti lagi saat wafat, sebagai mana aroma wangi yang keluar dari tubuh para syuhada.
Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Anas r.a yang berkata:  “Belum pernah aku menyentuh sutera dan tidak juga dibaj (jenis sutera lain) yang lebih lembut dibanding telapak tangan Nabi  dan belum pernah aku mencium suatu aroma sekalipun atau bau minyak wangi yang lebih wangi dibanding aroma atau wangi Nabi .”
Aroma wangi membuat efek kesehatan dan hidup lebih bergairah sekaligus melancarkan pernafasan dan efektif meredakan berbagai hal yang memancing batuk. Sedangkan bau busuk adalah tanda lingkungan tak sehat, penuh kuman, bakteri dan virus serta mengganggu pernafasan. Pada gilirannya bau busuk yang membawa partikel berbahaya berisiko mengusik batuk yang selalu sigap untuk mengusirnya. Maka wajar bila kita masuk di tepat atau ruang ang penuh bau busuk langsung menutup hidung dan mulut, kadang sampai sesak nafas dan terbatuk-batuk.
Subhanallah, hidung manusia diberikan kemampuan mengenali atau mencium ribuan bahkan jutaan bau wangi maupun tak sedap di sekitarnya. Setiap insan dibekali sedikitnya 1.000 jenis reseptor bau berasal dari protein (sel) yang menangkap aroma yang ditemukan atau dirasakan, sekaligus mampu melakukan percampuran dan pencocokan (mix and match).  Jadi seseorang  dapat mengenali banyak aroma dan membedakan bau busuk dan wangi tergantung pada memori aroma yang disimpan dan persepsi terhadap bau tersebut.
Reseptor adalah bagian dari sistem syaraf yang berperan sebagai penerima rangsangan, sekaligus sebagai pengubah rangsangan yang diterimanya menjadi impuls sensoris. Impuls sensoris inilah yang dikirimkan ke sistem syaraf pusat di otak. Stimulasi pada suatu reseptor merupakan informasi mengenai terjadinya perubahan dari lingkungan eksternal (luar) dan internal (dalam) tubuh terhadap sistem syaraf pusat. Selanjutnya, Sistem syaraf pusat akan mengolahnya dan memberikan jawaban berupa pengaturan yang sesuai, sehingga kelestarian hidup tetap terjamin dan terpelihara kelangsungannya.
Sementara itu ulama kedokteran Islam terkemuka Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa bau wangi adalah makanan ruh yang menjadi pusat stamina. Untuk itu stamina juga meningkat melalui wewangian. Karena bau wangi dapat membersihkan otak dan jantung serta seluruh organ tubuh bagian dalam, menggembirakan hati dan menyenangkan jiwa serta memberi kesegaran ruhani. Wewangian adalah sesuatu yang paling cocok dan serasi dengan ruh.
Menurut Ibnu Qayyim hubungan antara wewangian dengan jiwa yang baik amatlah erat sekali. Wewangian adalah salah satu dari dua hal yang paling disukai oleh Nabi ﷺ.
Sahabat Ibnu Abi Syaibah menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ memiliki sejenis minyak wangi terkenal bernama sukkah yang selalu beliau gunakan untuk dibalur ke tubuhnya. Rasulullah ﷺ bersabda : “Sesungguhnya Allah memiliki hak terhadap setiap muslim agar ia selalu mandi setiap tujuh hari sekali. Kalau ia memiliki minyak wangi, hendaklah ia menggunakannya.”
Ibnu Qayyim menambahkan, wewangian memiliki khasiat bahwa para malaikat amat menyukainya sementara setan-setan amat membencinya. Karena yang paling disukai oleh setan adalah bau busuk dan menjijikkan. Ruh yang baik akan menyukai bau yang harum. Sementara ruh yang jelek cenderung pada bau busuk.  Rasulullah ﷺ bersabda: “Perumpamaan orang yang bergaul dengan orang shalih dan orang yang bergaul dengan orang buruk seperti penjual minyak wangi dan tukang tempa besi, Pasti kau dapatkan dari pedagang minyak wangi apakah kamu membeli minyak wanginya atau sekedar mendapatkan bau wewangiannya, sedangkan dari tukang tempa besi akan membakar badanmu atau kainmu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap.” (HR Bukhari)
Disari dari Tabloid Bekam Edisi 10/II (Awas! Batuk Jangan Dicela)