“Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung
jari-jarinya dengan sempurna.” (Al Qur’an, 75:3-4)
Ilmu pengetahuan modern menyingkap banyak hal yang membuat keimanan
seorang mukmin terhadap keterangan Al Qur-an semakin mantap. Ayat-ayat
Allah di dalam Al Qur-an menjadi benar-benar jelas tergambar dan
terbukti kebenarannya manakala kita melihat bukti-bukti nyata dalam alam
semesta dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Dalam kasus pembunuhan misalnya, Polisi dapat mengidentifikasi
kejahatan berdasarkan sidik jari yang ditinggalkan oleh pelaku di tubuh
korban. Hal ini disebabkan struktur sidik jari setiap orang berbeda satu
dengan lainnya. Bila kelak penjahat itu telah ditemukan maka untuk
membuktikan kejahatannya sidik jarinya akan dicocokkan dengan sidik jari
yang ada dalam tubuh korban.. Maka si penjahat tidak dapat memungkiri
perbuatannya di hadapan polisi.
Dikatakan dalam Al Qur’an bahwa sangatlah mudah bagi Allah untuk
menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari
manusia secara khusus ditekankan:
Keistimewaan pada jari jemari manusia menunjukkan kebenaran firman
Allah yang menyatakan bahwa segala sesuatu ada bekasnya. Allah tidak
akan menyia-nyiakan bekas-bekas ini untuk dituntut di yaumil akhir
nanti.
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa
yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.Dan
segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh
Mahfuzh)”. (QS. 36. Yaasin:12)
Sumber: Rabbani herbal
Rabbani Herba
Rumah Sehat Islami Rabbani Herba Jl.Hamka No.7 Simpang Tarok,Bukittinggi
Rabu, 12 Februari 2014
Sabtu, 08 Februari 2014
Tahnik, Tuntunan Haq Kesehatan Bayi
“ (Suatu saat) aku memiliki anak yang baru lahir, kemudian aku mendatangi Nabi Shallallahu A’laihi Wassallam, kemudian beliau memberi nama padanya dan beliau mentahnik dengan sebutir kurma.”
Riwayat lainnya menjelaskan ucapan istri Rasullullah Shallallahu A’laihi Wassallam ‘Aisyah Radhiyallahu Anh yang mengatakan :
“Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam didatangkan anak kecil, lalu beliau mendoakan mereka dan mentahnik mereka.” (H.R. Bukhari Muslim)
Berdasarkan hasits-hadits shahih tentang tahnik, Imam An-Nawawi menguraikan :
”Dianjurkan mentahnik bayi yang baru lahir, bayi tersebut dibawa ke orang sholih untuk ditahnik. Juga dibolehkan memberi nama pada hari kelahiran. Dianjurkan memberi nama bayi dengan Abdullah, Ibrahim dan nama-nama nabi lainnya.”
Tahnik yaitu: Mengunyah kurma dan sejenisnya, lalu digosok-gosokkan (dilolohkan atau dilumurkan) ke dalam langit- langit mulut bayi, yakni dengan cara meletakkan kurma yang sudah dikunyah di ujung jari, lalu memasukkan jari itu kedalam mulut si bayi lalu si bayi pun belajar makan dan akhirnya mampu melakukannya.
Tahnik atau suapan pertama itu sebaiknya dengan buah kurma kering kalau tidak ada, bisa dengan kurma basah, kalau tidak ada juga, bisa juga dengan makanan manis madu lebah. Hal itu lebih utama dari makanan lain, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani.
Tahnik berasal dari kata Al-Hanak yang berarti mulut bagian atas dari dalam atau langit-langit. Dan membersihkan mulut bayi disebut tahnik, artinya membersihkan mulut bagian atas bayi dari dalam dengan kurma yang telah dimamah sampai lumat.
Tahnik juga dimaknai melolohkan/melumurkan kurma yang telah dikunyah halus ke langit-langit mulut bayi. Lalu pemberian ASI sampai usia 2 tahun dan memberi makanan yang halal dan toyyiban.
“Tahnik atau meloloh bayi dengan kurma adalah sebuah syariat yang menakjubkan, karena didalamnya terdapat manfaat-manfaat kesehatan jasmani dan rohani yang tak terbilang.”Hikmah Tahnik
Ketetapan tahnik menjadi perhatian tersendiri bagi kalangan ulama sehingga mereka merumuskan fatwa berkaitan dengan tuntunan ini:
Pertama: Para ulama sepakat tentang disunnahkannya (dianjurkannya) mentahnik bayi yang baru lahir dengan kurma. Jadi tahnik dilakukan pada awal kelahiran.
Kedua: Jika tidak mendapati kurma untuk mentahnik, bisa digantikan dengan yang manis-manis lainnya.
Ketiga: Cara mentahnik adalah dengan mengunyah kurma hingga lembut atau agak cair sehingga mudah ditelan, lalu mengambil kurma yang lembut dengan ujung jari dan memasukkan/ menggosokkan ke mulut/langit-lagit bayi.
Keempat: Hendaknya yang melakukan tahnik orang tua atau orang sholih sehingga bisa diminta do’a keberkahannya.Bila orang sholih tersebut tidak hadir, bisa membawanya ke orang sholih.
Mengenai dibolehkannya wanita mentahnik, dijelaskan oleh Ibnul Qayyim bahwa Imam Ahmad bin Hambal ketika lahir salah satu bayinya, beliau menyuruh seorang wanita untuk mentahnik bayi tersebut. Ada ulama yang memberi penjelasan urutan makanan yang dijadikan bahan untuk mentahnik: tamr (kurma kering); kalau tidak ada, barulah rothab (kurma basah); bila tidak ada ruthab makanan manis yang jadi pilihan adalah madu; dan setelah itu adalah makanan yang tidak disentuh api.
Hikmah dari tahnik lainnya adalah untuk menguatkan syaraf-syaraf mulut dan gerakan lisan beserta tenggorokan dan dua tulang rahang bawah dengan jilatan, sehingga anak siap untuk menghisap air susu ibunya dengan kuat dan alami.
Terbukti bahwa pada kurma terdapat unsur-unsur vital yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan menguatkan daya tahan tubuh yang telah didapatkannya dari Allah. Dengan izin Allah, Kurma sangat efektif membentengi dan melindungi tubuh bayi dari ragam virus dan bakteri/penyakit, seperti TBC, polio, difteri, campak dan lainnya.
Lebih dari itu, air liur kedua orang tua akan mengikat hati bayi dengan cinta mereka dan mengalirkan kepadanya fitrah Islam yang suci, sehingga dia akan tumbuh dengan baik dan bersih. Dia akan selalu merasakan manisnya iman sebagaimana manisnya kurma yang bercampur dengan air liur dari lidah yang selalu melantunkan dzikir kepada Allah.
Meloloh bayi adalah sebuah syariah yang mampu menanamkan dan menguatkan aqidah bayi, sekaligus membangun kasih sayang yang tulus antara orang tua dan anak, sehingga keluarga Muslim akan hidup dalam keharmonisan, kedamaian di bawah naungan Rahmat, Ridha dan Ampunan Allah Ta’ala.
Dikisahkan oleh Asma Radhiyallahu Anh bahwa dia tengah mengandung Abdullah bin Zubair di Mekkah. Kemudian dia hijrah ke Madinah dan sesampainya di Quba beliau melahirkan Abdullah di sana. Ia pergi membawa anaknya itu ke hadapan Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam. Beliau letakkan bayi itu di haribaannya, meminta sebuah kurma dan dikunyahnya hingga halus benar kemudian beliau masukkan ke dalam mulut sang bayi.
Demikianlah, air liur Rasul adalah sesuatu yang masuk pertama kali ke dalam perut anak tersebut. Beliau membersihkan mulut anak tersebut dengan kurma itu kemudian didoakan agar Allah berkenan memberkahinya. Ia adalah anak muslim pertama dari kaum Muhajirin yang dilahirkan di bumi Madinah. Selanjutnya ucap Asma Radhiyallahu Anh: “Kaum muslimin bersuka ria dengan kelahirannya itu karena sudah didesas-desuskan sebelumnya kepada kaum muslimin bahwa mereka tidak akan memperoleh keturunan karena orang-orang Yahudi telah menyihir mereka.”
Alhasil sebenarnya syariat tahnik sudah banyak dilakukan kaum muslimin, namun belum tersosialisasi. Apalagi dengan munculnya vaksinasi/ imunisasi seolah mengesampingkan dan menutupi kelaziman taknik di tengah masyarakat. Taknik sebagai tuntunan yang haq untuk kesehatan bayi ini seharusnya menjadi pijakan dan pedoman utama untuk dilakukan bagi keluarga yang dikaruniai anak. WALLAHU A’LAM
Disarikan dari:
Tabloid Bekam Edisi 4 (Imunisasi, Siasat Yahudi Lumpuhkan Generasi?)
Khasiat Bekam Bagi Penderita Diabet
Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh. Hasil pengamatan terhadap peningkatan frekuensi penyakit diabetes pada orang-orang yang menderita hemochromatosis menunjukkan bahwa kelebihan (overload) besi dalam tubuh berperan dalam muncetuskan penyakit diabetes. Hemochromatosis adalah suatu kelainan genetik yang mengakibatkan kelebihan besi dalam tubuh. Akan tetapi, apa pun penyebab dari overload besi, baik karena penyakit genetik atau pun bukan, ternyata menyebabkan peningkatan diabetes.
Peran besi dalam menyebabkan penyakit diabetes ditunjukkan oleh dua hal, Pertama: terjadinya peningkatan kejadian diabetes pada orang-orang yang kelebihan besi, apapun penyebabnya. Kedua: adanya perbaikan penyakit diabetes setelah membuang kelebihan besi dengan obat-obatan yang dapat mengikat besi.
Orang-orang yang sering menjalani transfusi darah karena penyakit tertentu, seringkali mengalami overload besi dalam tubuhnya. Pada kelompok ini terdapat peningkatan kejadian diabetes. Walau mekanisme zat besi dapat mempercepat terjadinya diabetes belum diketahui secara pasti, namun dugaan tersebut kemungkinan berhubungan dengan tiga mekanisme kunci, yaitu:
1. Defisiensi (kekurangan insulin)
2. Resistensi insulin (gangguan kerja insulin).
Maksudnya, meskipun insulin terdapat dalam darah dalam jumlah yang cukup, akan tetapi tidak mampu mendorong glukosa dalam darah untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah tetap tinggi. Sebaliknya, apabila suatu sel sangat berespon tarhadap adanya insulin, maka kondisi ini disebut dengan “sensitif” terhadap insulin (insulin sensitivity).
3. Disfungsi (kerusakan) hati (hepar).
Overload besi dan munculnya radikal bebas akan menyebabkan kerusakan sel β pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Akibatnya, terjadi penurunan produksi insulin. Karena produksinya berkurang, maka otomatis sekresi (pengeluaran) ke dalam darah juga berkurang.
Adapun mekanisme terjadinya resistensi insulin, diduga terjadi secara langsung atau melalui rusaknya fungsi hepar (hati). Selain itu, adanya pengendapan besi dalam otot akan menurunkan penyerapan glukosa karena terjadi kerusakan pada otot tersebut. Sebaliknya, insulin justru meningkatkan penyerapan besi, sehingga terjadilah lingkaran yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Selain bertanggung jawab pada terjadinya penyakit diabetes, besi juga bertanggung jawab pada timbulnya berbagai komplikasi penyakit diabetes, diantaranya penyakit ginjal dan penyakit kardiovaskuler.
“Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh.”Penelitian hasil kerjasama dua institusi pendidikan kedokteran di Spanyol, yaitu University Hospital of Girona “ Dr. Josep Trueta” dan University Miguel Hernandez mencoba menilai sensitifitas insulin dan sekresi (pengeluaran) insulin setelah dilakukan pembekaman dengan interval empat bulan pada pasien diabetes tipe 2 yang memiliki kadar serum feritin (besi yang tersimpan dalam sel tubuh) berkadar tinggi, yaitu kadarnya > 200 ng/ mL. Penelitian menitikberatkan untuk melihat pengaruh hijamah (bekam) terhadap control metabolic, sekresi insulin, dan kerja insulin pada pasien diabetes dengan kadar feritin yang tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilihat efek pembuangan besi (iron depletion) terhadap parameter-parameter tersebut.
Pasien dibagi dalam dua kelompok, pertama (grup 1) yang berjumlah 13 pasien, dilakukan pembekaman dengan jangka waktu 2 minggu, setiap kali pembekaman diambil 500 mL darah. Total pembekaman yang dilakukan terhadap grup 1 sebanyak 3 kali. Kedua (grup 2) yang berjumlah 15 pasien adalah kelompok kontrol yang tidak mendapatkan Diterapi pembekaman. Seluruh pasien (grup 1 dan grup 2) tetap mendapatkan terapi seperti biasanya dengan insulin, obat-obat anti-diabetes, dan olah raga selama periode penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa serum feritin, transferin (protein yang berfungsi untuk mengikat atau membawa besi di dalam darah), saturation index, dan kadar hemoglobin turun pada pasien yang mendapatkan terapi hijamah (grup 1). Selain itu, kadar HBA1C juga turun secara bermakna pada pasien grup 1. Didapatkan pula peningkatan sensitivitas insulin pada grup 1 dibandingkan grup 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijamah dapat berperan sebagai terapi tambahan pada pasien diabetes tipe 2 dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Penelitian lainnya dari institusi yang sama dengan penelitian sebelumnya, yaitu untuk menguji hipotesis bahwa pembuangan besi yang bersirkulasi dalam darah dengan hijamah akan memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dan pada pasien dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Pada penelitian ini, pasien diabetes dengan kadar serum feritin > 200 ng/ mL dibagi dalam 2 kelompok seperti pada penelitian sebelumnya. Reaktivitas pembuluh darah dinilai pada awal penelitian, serta pada 4 dan 12 bulan berikutnya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembuangan besi dengan hijamah dapat memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dengan kadar serum feritin yang tinggi. Perbaikan ini sejalan (paralel) dengan penurunan kadar besi dalam tubuh yang ditandai dengan turunnya kadar serum feritin pada pasien grup 1.
Penjelasan efek hijamah ini menunjukkan bahwa kelebihan besi menyebabkan perubahan dini pada struktur dan fungsi pembuluh darah manusia, yang ditandai dengan hipertrofi (penebalan) dinding pembuluh darah. Hipertofi ini dapat diperbaiki dengan menurunkan kadar besi dalam darah melalui proses hijamah. Dalam penelitian ini, ditemukan adanya peningkatan dilatasi (pelebaran) pembuluh darah setelah kadar besi diturunkan dengan hijamah. Sehingga, pembuangan besi dapat meningkatkan kelenturan (distensibilitas) pembuluh darah.
Penelitian yang hampir sama dengan 2 penelitian di atas juga dilaksanakan institusi lain di Eropa oleh para peneliti dari San Filippo Neri Hospital (Italia), Bambino Gesu Hospital dan Research Institute (Italia) yang berlangsung selama dua tahun.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efek hijamah terhadap sekresi dan sensitivitas insulin, parameter-parameter dalam darah, kadar besi dalam hati (liver ion content/ LIC), dan perubahan kerusakan jaringan hati. Subjek Penelitian adalah pasien yang baru saja terdiagnosis diabetes yang memiliki kelainan genetik tertentu yang menyebabkan tingginya kadar besi dalam tubuh.
Hijamah dilakukan setiap dua minggu, masing-masing dengan mengeluarkan darah sebanyak 450 mL. Volume darah dikembalikan ke jumlah semula dengan memberikan larutan fisiologis. Data sebelum dan sesudah dua tahun terapi dengan hijamah diambil untuk dibandingkan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan dalam beberapa parameter metabolisme. Kadar feritin dan besi turun. Parameter lain seperti kadar kolesterol, trigliserida (Lemak), glukosa puasa, kadar enzim-enzim tertentu seperti lactate Dehydrogenase (LDH), aspartate aminotransferase (AST) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-oxaloacetate transaminase (SGOT), alanine aminotransferase (ALT) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-pyruvate transaminase (SGPT), dan gamma-glutamyltransferase (γ-GT) dimana enzim-enzim ini merupakan penanda terjadinya kerusakan pada hati, juga mengalami perbaikan dengan peningkatan sekresi insulin, peningkatan pengambilan glukosa oleh sel-sel tubuh, dan peningkatan sensitifitas terhadap insulin.
Dari penelitian-penelitian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa terapi hijamah bermanfaat terhadap pasien diabetes mellitus, terutama yang memiliki kadar besi yang tinggi. Penelitian-penelitian ini telah membuka suatu harapan baru di masa mendatang akan meningkatnya penerimaan masyarakat secara umum terhadap bekam serta memberi harapan baru bagi pasien diabetes mellitus.
Oleh: dr. M. Saifudin Hakim (Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi, FK UGM, Yogyakarta)
Disarikan dari: Tabloid Bekam Edisi III/2011 Cetak Ulang (Siapa Bilang Diabet Tak Bisa Sembuh?).
Hobi Buah dan Sayur, Trombosit Subur
“Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian padanya, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun yang lebat.
Buah-buahan dan rumput, untuk kepentingan kamu dan binatang ternakmu.” – Q.S. Abasa [80]: 27-32
Manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan untuk menyantap buah dan sayur. Al-Qur’an sendiri dengan sangat jelas menganjurkan agar manusia makan buah dan sayur-mayur. Dari sudut gizi, sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, dan beberapa unsur nutien seperti protein, lemak, serta karbohidrat walaupun dalam jumlah yang sedikit. Seseorang yang mengabaikan makan atau bahkan anti mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-mayur akan menghadapi masalah besar dalam hidupnya. Tubuhnya kelak akan menjadi ‘surga’ bagi berbagai macam penyakit, dan apabila terserang infeksi maka akan lebih sulit untuk bertahan dan memulihkan diri.
Beberapa komponen dalam buah dan sayur bermanfaat untuk menjaga lingkungan dalam darah agar tidak mudah rusak. Selain itu buah dan sayur berguna untuk mencegah perdarahan hebat akibat terjadinya serangan infeksi maupun aktivitas obat sintetis yang dipergunakan dalam jangka panjang. Seperti diketahui, penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dapat merusak ‘suasana baik’ dalam usus sehingga tubuh dapat kekurangan vitamin K. Antibiotik yang masuk ke dalam usus dapat membunuh bakteri baik dalam lingkungan flora usus dan akhirnya dapat menyebabkan tubuh kekurangan vitamin K. Efek selanjutnya adalah tubuh akan kekurangan atau memiliki trombosit yang abnormal (trombositopenia).
Selain itu apabila jumlah personel trombosit cenderung di bawah yang dibutuhkan, maka ketika terjadi sabotase aktivitas produksi prostaglandin di KOKS oleh obat pereda demam dari golongan yang mirip asam asetil salisilat (aspirin), parasetamol, dan sebagainya, kehancuran bataliyon trombosit akan semakin sulit dielakkan. Oleh karena itu suplai nutrisi dari buah dan sayur sangat berguna mencegah porak-porandanya bataliyon pasukan trombosit karena kondisi yang merugikan, sehingga trombositopenia bisa dihindari. Disamping itu buah dan sayur mengandung serat yang berperan dalam membuat ‘suasana nyaman’ bagi flora usus dan fungsi pencernaan. Gangguan pada saluran cerna pada anak-anak dapat menjadi pemicu mual dan muntah pada saat batuk, kelainan kulit, sehingga kulit timbul bercak merah seperti bekas digigit nyamuk.
Di antara komponen buah dan sayur yang berfungsi untuk melancarkan produksi trombosit adalah Vitamin K. Apabila tubuh kekurangan vitamin K maka akan menyebabkan kesulitan dalam proses pembekuan darah. Vitamin K atau vitamin anti perdarahan merupakan elemen terpenting dari enzim karboksilase yang dengan melalui beberapa reaksi kimiawi akhirnya mampu mengikat ion kalsium untuk proses pembekuan darah. Vitamin K pada sayur mayur terdapat pada daun-daunan, buncis, kacang polong, brokoli dan kol. Semakin hijau warna sayur-mayur maka semakin tinggi kadar vitamin K di dalamnya.
Sementara vitamin C dalam buah dan sayur diperlukan juga sebagai ko-faktor yang mengandung mineral Cu (Tembaga) yang membentuk neurotransmitter yaitu pengantar rangsangan saraf dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Selain itu vitamin C berperan dalam menjaga keutuhan pembuluh darah hingga kapiler. Sayur dan buah yang berwarna hijau tua, kuning dan oranye, seperti cabe, tomat, paprika, kurma, jambu biji, jeruk, mangga, nanas, pisang, papaya dan sebagainya banyak mengandung vitamin C. Sedangkan Vitamin A yang terdapat dalam buah dan sayur bersifat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Hal ini diperkuat dengan peran beta karoten bersama vitamin C dan E sebagai antioksidan akan berpengaruh juga terhadap pencegahan kanker.
Sayuran seperti bayam, daun pepaya, selada dan sebagainya mengandung cukup banyak kalsium yang berguna dalam membantu pembentukan trombosit. Komposisi dalam buah dan sayur yang berguna bagi tubuh akan bekerja saling melengkapi. Apabila perdarahan dapat dicegah melalui aktivitas vitamin C dalam tubuh akhirnya akan mencegah pengorbanan yang berlebihan dari pasukan trombosit untuk mencegah kebocoran akibat rusaknya pembuluh darah. Oleh karena itu konsumsi buah dan sayur membuahkan manfaat yang kompleks bagi sistem pertahanan tubuh dimana akhirnya akan menyebabkan jumlah trombosit menjadi subur. (TB/Berbagai Sumber)
Lihat Selengkapnya di
Tabloid Bekam Edisi 9/II (Demam Berdarah, Atau Keracunan?)
Anda Cemas, Gula Darah Tancap Gas
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. (Q.S : Al-Ma’aarij: [70] :19-20).
“Kemudian setelah kamu berdukacita,
Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi
segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh
diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah
seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang
sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?” Katakanlah:
“Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah.” Mereka
menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan
kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak
campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh
(dikalahkan) di sini.” Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu,
niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar
(juga) ke tempat mereka terbunuh.” Dan Allah (berbuat demikian) untuk
menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada
dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (Ali Imran: [3]: 154).
Hampir tiap orang pernah merasakan cemas,
atau ada yang sering cemas, bahkan ada pula yang hidupnya diselimuti
kecemasan. Suasana jiwa semacam ini bisa saja dipengaruhi oleh ragam
masalah yang dihadapi atau dikhawatirkan menghadangnya, apakah masalah
rumah tangga, suami cemas dengan ulah istri, atau sebaliknya istri
resah dengan prilaku suami. Bisa juga kecemaskan dipicu kekhawatiran
orang tua terhadap prilaku atau masalah yang dihadapi anak-anaknya.
Mungkin juga kecemasan ditengarai tak sejalannya harapan orang tua
dengan ralitas aktivitas anak, dan lainnya.
Ada pula kecemasan yang dipicu oleh tekanan
ekonomi, hutang atau lilitan masalah yang tak kunjung usai atau
teratasi. Alhasil, setiap orang bisa saja berbeda dalam menyikapi
masalah dan kecemasan, dan hal itu terpulang dari tingkat keimanannya.
Semakin baik keimanan seseorang, tentu dia lebih tenang dan arif dalam
menghadapi setiap masalah dan kecemasan. Sebaliknya, rendahnya keimanan
bisa berdampak pada prilaku tak terpuji atau menyebabkan jiwa dan
raganya terpuruk bagi mereka yang dililit masalah atau kecemasan dari
persoalan sepele sekalipun.
Nyatanya kecemasan yang belebihan atau juga
disebut dengan anxietas dalam istilah psikologi atau kedokteran
konvensional berpotensi merusak kesehatan. Sebab anxietas/cemas itu
timbul akibat adanya respons terhadap kondisi stress atau konflik.
Rangsangan berupa konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri
sendiri, itu akan menimbulkan respons dari sistem saraf yang mengatur
pelepasan hormon tertentu. Akibat pelepasan hormon tersebut, muncul
perangsangan pada organ-organ seperti lambung, pankreas, jantung,
pembuluh daerah maupun alat-alat gerak.
“Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah
lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan
ia berkeluh kesah.”
(Q.S : Al-Ma’aarij: [70] :19-20).
Ulama terkemuka Imam Hasan Al-Basri, ketika
ditanya oleh sahabatnya, mengapa dia selalu tampak begitu tenang dan
jauh dari kecemasan? Dia menjawab, bahwa dirinya tenang, antara lain
asbab: pertama; dia tidak pernah khawatir soal rizki karena rizkinya
sudah ditetapan Alah Ta’ala. Kedua; dia tenang karena yakin akan mati,
sehingga yang dia lakukan adalah mempersiapkan kematian itu sendiri.
Sementara itu Dr. Ahman Husain Ali Salim
mengungkapkan beberapa laporan statistik yang mengindikasikan bahwa
persentase terbesar dari orang-orang sakit yang biasa selalu bolak-balik
untuk cek rutin, sesungguhnya mereka secara mendasar mengadukan tentang
goncangan emosional yang timbul dari problematika psikologis. Dan yang
diperlukan oleh para penderita tersebut bukan terapi medis, namun
sebenarnya mereka memerlukan terapi psikologis.
“Sekarang yang terkenal di kalangan dokter
adalah bahwa nasihat yang baik untuk para penderita adalah membebaskan
diri dari rasa cemas. Al-Qur’an sudah mendahului ilmu kedokteran modern
dalam memberikan perhatian untuk mengarahkan manusia supaya mengontrol
dan menguasai emosi mereka,” ujar Ahmad Husain Ali Salim.
Untuk itu bagi mereka yang mudah cemas atau
mudah dirundung kecemasan segera berahati-hati, sebabab cemas sangat
efektif membuat gula darah mereka tancap gas atau melambung lantaran
terkurasnya cadangan energi organ tubuh, khususnya pankreas. Sehingga
organ yang dikenal sebagai pabrik insulin tubuh ini mengalami kelelahan,
yang pada gilirannya mengganggu produksi insulin. Dengan mogoknya
produksi insulin, ditribusi gula darah yang diubah menjadi energi
menjadi terganggu, akibatnya gula menumpuk dan masuk ke darah….
Untuk mengatasi kecemasan ini di antaranya melazimkan membaca doa sebelum tidur, sebagaimana Nabi Shallallahu A’laihi Wassallam pernah
mewasiatkan kepada seseorang, beliau bersabda: ‘Apabila kamu hendak
tidur, maka ucapkanlah; ‘ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSI ILAIKA WAFAWADLTU AMRII
ILAIKA WA ALJA`TU ZHAHRI ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA
MALJA`A WALAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA AMANTU BIKITAABIKA ALLADZII
ANZALTA WA BINABIYYIKA ALLADZII ARSALTA (”Ya Allah ya Tuhanku, aku
berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku
berlindung kepada-Mu dalam keadaan harap dan cemas, karena tidak ada
tempat berlindung dan tempat yang aman dari adzab-Mu kecuali dengan
berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau
turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau
utus”).”Apabila kamu meninggal (pada malam itu) maka kamu meninggal
dalam keadaan fitrah (suci).” (HR Imam Bukhari).
Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam
setiap kali beliau singgah pada suatu tempat, beliau banyak membaca:
‘ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WAL ‘AJZI WAL KASALI
WAL BUKHLI WAL JUBNI WA DLALA’ID DAINI WA ‘ALAIHI WA GHALABATIR RIJAALI
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan, dari
kelemahan dan kemalasan, dari sifat bakhil dan penakut, dan dari
lilitan hutang dan penindasan).’ (HR Imam Bukhari).
Dalam riwayat lain Zubair bin ‘Adi
mengatakan, pernah kami mendatangi Anas bin Malik, kemudian kami
mengutarakan kepadanya keluh kesah kami tentang ulah para jamaah haji.
Maka dia menjawab; ‘Bersabarlah, sebab tidaklah kalian menjalani suatu
zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk daripadanya, sampai kalian
menjumpai rabb kalian. Aku mendengar hadits ini dari Nabi kalian Shallallahu A’laihi Wassallam. (HR Imam Bukhari).
(TB/Berbagai Sumber).
Disarikan dari Tabloid Bekam Edisi III Cetak Ulang (Siapa Bilang Diabet Tak Bisa Sembuh?)
Vaksin MMR Picu Autis
Data tersebut diperkuat pernyataan dr. Rudy Sutadi.SpA, MARS, SPdI, dokter spesialis anak yang pertama kali mempopulerkan sistem Applied Behaviour Analysis (ABA) untuk terapi autisme di Indonesia. Berikut wawancara Tabloid Bekam dengan dr. Rudi:
Bagaimana mekanisme vaksin memicu terjadinya autis?
Autisme, pada dasarnya adalah kelainan yang faktor utamanya dipegaruhi oleh herediter (keturunan). Sedangkan pengaruh vaksin pada kasus autisme melalui dua jalan dan ini terlihat pengaruhnya pada pemberian vaksin MMR. Pertama, karena pengaruh zat pengawet thimerosal yang terdapat dalam vaksin MMR. Thimerosal sendiri berfungsi sebagai pencegah kontaminasi mikroorganisme asing dalam vaksin steril, seperti vaksin MMR, hepatitis B dan polio. Pengaruh thimerosal ini akan semakin memberikan efek toksik jika terdapat kandungan timah juga dalam vaksin. Efek toksik thimerosal sangat bermakna pada anak-anak yang dalam keluarga besarnya ada yang memiliki riwayat autisme, penyakit autoimun, gangguan jiwa, penyakit genetik, dan gangguan perkembangan lainnya. Semua bakat ini layaknya sebuah peluru dalam senapan genetis. Apabila peluru ini dipicu oleh thimerosal, maka terjadilah letusan autism pada anak. Berbeda jika bakat yang sudah ada kemudian tidak ada pemicunya, maka tak akan terjadi, atau ada pemicu dari thimerosal namun tidak ada peluru yang berisi bakat autisme secara genetik. Sementara jalur kedua terjadi oleh vaksin MMR yang non-thimerosal. Walau tidak mengandung thimerosal, namun pemberian vaksin MMR dapat memberikan efek gabungan pengerusakan sarung penutup saraf (Mielyn Basic Protein), sehingga terjadi mekanisme “korsleting” saraf yang menyebabkan bakat autisme akan keluar menjadi penyakit. Di samping itu kelainan autoimun lainnya, seperti asma, arthitis reumathoid, diabetes tipe I, dan gangguan pencernaan akan mungkin terjadi.
Sumber: Tabloid Bekam
Jumat, 07 Februari 2014
Kurma, Raja Buah dari Surga
”Dan
Dialah yang menurunkan hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dari
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari
macam tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
Perhatiankanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-An’aam : 99)
Sedikitnya ada 20 ayat dalam Al-Qur’an yang
menyebutkan pohon atau buah kurma. Lima belas ayat menyebutnya bersama
dengan tumbuhan lain, diantaranya zaitun, anggur dan delima. Kurma
merupakan ciptaan dan karunia Allah yang mempunyai kelebihan atas buah
lainnya. Penyebutan berulang kali kurma dalam Al-Qur’an menunjukkan
betapa raja buah dari surga ini memiliki kandungan dan khasiat istimewa
dan tiada tanding bagi yang rajin mengkonsumsinya.
Penyebutan kurma dalam Al-Qur’an terdapat
juga di Surat Al-An’aam: 141, al-Kahfi: 32, Thaha: 71, asy-Syu`ara: 148,
Qamar : 20, ar-Rahman : 11 & 68, al Haqqah : 7, Abasa: 27-29,
Maryam: 23 & 25, al-Baqarah: 266, ar-Ra`d: 4, an-Nahl: 11 & 67,
al-Isra`: 91, al-Mu`minun : 19, Yasin: 34, Ibrahim : 24.
Sementara keutamaan kurma juga disebutkan di banyak hadits, antara lain Rasulullah ﷺ bersabda, “Kurma itu menghilangkan penyakit dan tidak membawa penyakit. Ia berasal dari surga. Dan di dalamnya terkandung obat.” Hadits lain menyebutkan Rasulullah ﷺ bersabda, “Rumah yang didalamnya tidak ada kurma, penghuninya adalah orang-orang lapar.” (HR. Bukhari).
Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Kurma ajwa yang baik berkhasiat sebagai penyembuh.” Aisyah berkata, “Rasulullah telah menyebut kurma dan susu sebagai makanan terbaik di antara makanan lainnya.”
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim menyebutkan, “Abdullah bin Ghifar melihat Rasulullah mengkonsumsi mentimun bersama kurma rutab (kurma basah).”
Sementara Sa’ad r.a mendengar Rasulullah bersabda, “Barang siapa memakan tujuh butir kurma ajwah di pagi hari, maka racun dan sihir tidak akan membahayakannya pada hari itu.” (HR. Bukhari).
Anas ra berkata, “Rasulullah ﷺ
berbuka sebelum shalat dengan beberapa butir kurma basah (ruthab).
Apabila tidak ada kurma basah di tempat beliau, maka beliau berbuka
dengan beberapa butir kurma kering (tamr). Dan apabila tidak ada kurma
kering, maka beliau menghirup beberapa teguk air.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
Salman ibnu Amir Al Dhabbi meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Apabila
seorang dari kalian berbuka, maka hendaklah dia berbuka dengan kurma.
Sesungguhnya kurma itu berkah. Dan apabila dia tidak mendapatkan kurma,
maka hendaklah dia berbuka dengan air. Sesungguhnya air itu suci.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya,
Zadul Ma`ad menjelaskan bahwa kurma dapat menguatkan perut yang dingin,
menyamankannya dan menyuburkan badan. Ia termasuk buah yang paling mulia
dan paling bermanfaat. Ia adalah raja buah-buahan, penguat lever, dan
pelembut tabiat. Ia adalah buah yang paling banyak memberikan nutrisi.
Memakannya sebelum makan pagi dapat membunuh cacing. Panas yang
dikandungnya adalah penawar racun. Oleh karena itu, apabila ia dimakan
secara terus-menerus sebelum makan pagi dapat melemahkan cacing dan
menguranginya. Kurma adalah makanan, obat, minuman sekaligus manisan.
Membatasi ifthar dengan kurma saja memiliki
manfaat medis yang besar, yaitu masuknya nutrisi ke dalam perut secara
bertahap sampai lambung siap menerima makanan setelah itu. Tentang hal
ini, Ibnu Qayyim berkata, “Ifthar Nabi ﷺ ajaran yang sangat bijak. Puasa
mengosongkan perut dari makanan, sehingga lever tidak mendapatkan
didalamnya sesuatu yang dapat diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh.
Dan makanan yang manis adalah sesuatu yang paling cepat sampai ke liver
dan paling disukainya. Apalagi jika makanan itu adalah kurma, karena ia
adalah suci.”
Kurma juga dianjurkan menjadi asupan penting
bagi wanita hamil dan menjelang kelahiran, berdasar hadits yang
diriwayatkan Salamah binti Qais yang menyatakan bahwa Rasulullah ﷺ
bersabda, “Berikanlah kurma kepada wanita yang akan melahirkan,
agar anaknya menjadi murah hati. Itu adalah makanan Maryam saat akan
melahirkan Isa. Sekiranya Allah mengetahui ada yang lebih baik dari itu,
tentu Dia akan telah memberikannya kepadanya.”
Sulaiman bin Amr Al-Dabbi meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Bila
seseorang ingin berbuka puasa, maka sebaiknya ia mengonsumsi kurma.
Bila tidak tersedia, maka hendaknya ia meminum sedikit air. Karena ia
(air) itu bersih dan murni.”
Buah kurma tentu tidak asing lagi bagi kita.
Pohon kurma memang terdapat di Arab tetapi telah dikonsumsi masyarakat
dunia, termasuk Indonesia. Buah khas Timur Tengah ini menjadi favorit
saat berbuka puasa. Rasa kurma yang manis juga mempunyai banyak khasiat.
Kurma ternyata memiliki segudang manfaat. Kandungan protein dan gula
alaminya sangat mudah dicerna, sehingga baik dikonsumsi orang yang sudah
seharian berpuasa. Kandungan potasium dipercaya dapat menurunkan
tekanan darah tinggi dan dapat mengurangi risiko serangan stroke. Dalam
buah kurma, potasium dikenal sebagai excellent source karena bermanfaat
mengatasi dan mengurangi keletihan. Kurma juga dipercaya sebagai
penyumbang tenaga paling besar. Dapat menyuplai kalori dalam jumlah
besar.
Para
ahli gizi mengatakan, buah ini juga mengandung kalium. Zat yang sangat
berguna menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Fungsi mineralnya
membuat denyut jantung teratur, mengaktifkan kontraksi otot, dan
menstabilkan tekanan darah.
Buah kurma tidak mengandung lemak, namun
kandungan karbohidratnya dapat menghasilkan energi (tenaga) tinggi.
Begitu banyak manfaat kurma, sehingga para perempuan Arab menggunakan
sebagai formulasi menjaga kehalusan kulit. Mereka gemar menyantap kurma,
menyajikan pada tamu sebagai tanda penghormatan, dan juga menggunakan
untuk pelengkap masakan.
Menurut Dr. Hardinsyah MS, Direktur Klinik
Konsultasi Gizi dan Klub Diet IPB ini mengatakan bahwa kurma mengandung
zat gizi yang nyaris lengkap dengan komposisi yang seimbang, meskipun
dalam jumlah yang serba sedikit. Kebiasaan Nabi mengonsumsi kurma segar
dan kurma tidak segar (kering) saat ber-buka, lanjut Hardin-syah,
memberikan manfaat yang optimal. Kurma segar mengandung kadar air dan
vitamin yang lebih banyak tetapi rendah kandungan energi siap pakainya.
Sementara kurma yang tidak segar tinggi akan kandungan energi siap pakai
namun kandungan air dan beberapa vitamin lebih rendah, bahkan kandungan
vitamin C-nya minim. Bagi umat Islam, berbuka puasa dengan kurma
bukanlah sekadar tradisi, namun anjuran Nabi Muhammad ﷺ: ”Barangsiapa yang mempunyai kurma ketika puasa, hendaklah berbuka dengan kurma.”
Sementara dilihat dari ilmu gizi, kurma
memang sangat dianjurkan untuk berbuka puasa. Tak cuma itu, kurma juga
mengandung potasium yang tinggi. Potasium, ujar Hardinsyah, bermanfaat
untuk mengendalikan tekanan darah, untuk terapi darah tinggi, serta
membersihkan karbondioksida dalam darah. Potasium juga bermanfaat untuk
memicu kerja otot dan simpul syaraf. ”Berbagai mineral yang diperoleh
dari kurma juga bermanfaat untuk mengoptimalkan kandungan elektrolit
dalam cairan tubuh,” paparnya.
Kurma dapat menambah berat badan anak-anak,
memelihara ketajaman dan kebinaran mata, mencegah penonjolan bola mata,
melawan kekaburan, menguatkan penglihatan dan pendengaran, menenangkan
saraf dan menguatkannya, menghilangkan ketegangan, menggiatkan kelenjar
tiroid, serta memberikan ketenangan dan kedamaian kepada jiwa, dengan
memakannya pada pagi hari bersama segelas susu.
Kurma mudah dicerna dan cepat berpengaruh
dalam menyegarkan tubuh. Ia dapat melancarkan kencing, mem-bersihkan
liver, dan mencuci ginjal. Air rebusannya ber-manfaat untuk melawan
batuk, radang saluran pernapasan, dan dahak. Seratnya dapat melawan
konstipasi. Dan garam-garam mineralnya dapat menyeimbangkan keasaman
darah yang menjadi penyebab pengerasan ginjal dan empedu, encok, wasir,
dan darah tinggi. (TB/berbagai sumber)
Disarikan dari: Tabloid Bekam Edisi 4 (Cetakan Ke-5)/Imunisasi, Siasat Yahudi Lumpuhkan Generasi?
Langganan:
Postingan (Atom)